Arti Titik Dua Dan Kurung Tutup

Arti Titik Dua Dan Kurung Tutup- Pernahkah kamu mengagumi seseorang ? Pernahkah kamu mengenal seseorang yang punya pengaruh besar terhadap dirimu, bahkan terlalu besar? Aku, pernah.

Seseorang seperti itu adalah seseorang yang spesial dan istimewa bagi diri kita. Seseorang yang istimewa bisa menjungkir-balikkan mood-mu dalam sekejap. 

Dia bisa membuatmu yang sedang dalam suasana hati sumringah/senang menjadi diam dan menekuk muka dalam satu kedipan saja. 

Sederhananya, ketika dia tersenyum aku semakin tersenyum. Namun ketika dia cemberut, apapun suasana hatiku, spontan wajahku ini menjadi kusut.

Ah, apakah ini sebuah ketergantungan

Kamu selalu membuatku khawatir. Khawatir jika kamu pergi, senyumku ini akan bergantung pada senyum siapa lagi?

Sadarkah kamu Pengaruhmu begitu besar buatku ?

Ketika aku kecewa, sedih, bahkan marah, satu simpul senyummu bisa mengembangkan senyumku yang terkubur dalam tanah hati yang gelap.

Sayang, mudah sekali bagimu melengkungkan garis bibirku ke atas atau ke bawah. Kamu tinggal pilih. Jadi aku mohon, tetaplah tersenyum, untukku, bersamaku.Walaupun hanya sebuah Titik Dua dan Sebuah Kurung Tutup.....!!

 

Arti Titik Dua dan Kurung Tutup

Kamu Jangan Pergi !!
Kamu, yang masih terperangkap dalam kotak itu, kotak kenangan. Kotak Pandora yang tak pernah ingin kamu buka, tetapi sudah bisa membuatmu tersesat dengan hanya membayangkannya saja. 


Arti Titik Dua Dan Kurung Tutup

Sejenak aku pikir akulah orang yang tepat menyelamatkanmu dari sana.

Namun siapa orang paling sulit untuk ditolong?

  Orang yang tak mau ditolong.Entahlah, ini antara kamu yang tak mau kutolong, atau malah kamu meminta tolong pada kenanganmu dari aku. Rasanya seperti tarik-menarik.

Aku tarik kamu ke depan, tapi sepertinya kenanganmu lebih keras menarikmu ke belakang. Kadang aku melonggarkan genggamanku hanya demi menjaga tali antara aku, kamu, dan kenanganmu tak putus. Aku tak mau mendapati kamu terjatuh ke pusaran kehampaan, tanpa aku.

Di sisi lain, aku tak ingin kamu lepas.Besok, ketika aku terbangun lagi, aku selalu penasaran. Sampai kapan kamu mau tinggal di sana? Aku sudah mengulurkan tangan, tangan penuh luka karena memperjuangkanmu.

Kamu, selalu menjadi sosok yang ingin kukibarkan di hati. Kuperjuangkan bebas dari rindu, apalagi sepi. 
 Aku rela pasang badan menghadapi gengsi.

Kurasa, wajahmu terbuat dari racikan hujan pada jendela beserta embunnya. Dan jika aku melihatnya dalam sebuah perjalanan, tak ada rasa yang bisa menggambarkan selain kata.

Kamu, kapanpun kamu melihatku tertidur, entah karena terlalu lelah memperjuangkanmu, atau terlalu bosan menunggumu, jangan bangunkan aku. 
Kamu, tolong bangunkan aku, hanya ketika kamu sudah beranjak dari kenangan itu......!! 
 
 Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Comments